- H. influenza ( type B )
- Streptokokus pneumonie
- Neisseria meningitides ( meningococus)
- Hemolytic streptococcus
- Stapilococus aureus
- Escherecia coli
Faktok Predisposisi
- Laki-laki > perempuan
- Faktor maternal (ketuban pecah dini)
- Infeksi maternal pada akhir kehamilan (meningitis pada neonatus)
- Penurunan mekanisme immune dan penurunan leukosit (meningitis pada BBL)
- Anak dengan kekurangan imunoglobulin dan anak yang minum obat imunosupresant
Manifestasi Klinis
- Tergantung pada luasnya penyebaran dan umur anak
- Dipengaruhi oleh type dari organisme keefektifan dari terapi
CHILDREN AND ADOLESCENT
Sakitnya tiba-tiba, adanya demam, sakit kepala, panas dingin, muntah, kejang-kejang Anak menjadi irritable dan agitasi dan dapat berkembang photopobia, delirium, halusinasi, tingkah laku yang agresif atau mengantuk stupor dan koma
- Gejala pada respiratory atau gastrointestinal
- Adanya tahanan pada kepala jika difleksikan
- Kekakuan pada leher (Nuchal Rigidity)
- Tanda kernig dan brudzinki (+)
- Kulit dingin dan sianosis
- Peteki/adannya purpura pada kulit - infeksi meningococcus (meningo cocsemia)
- Keluarnya cairan dari telinga - meningitis peneumococal
- Congenital dermal sinus - infeksi E. Colli
INFANT AND CHILDREN
Manifestasi klinisnya biasanya tampak pada anak umur 3 bulan sampai 2 tahun
- Adanya demam, nafsu makan menurun, muntah, iritabel, mudah lelah dan kejang-kejang, dan menangis meraung-raung.
- Fontanel menonjol
- Nuchal Rigidity tanda-tanda brudzinki dan kernig dapat terjadi namun lambat
NEONATUS
Sukar untuk diketahui - manifestasinya tidak jelas dan tidak spesifik
ada kemiripan dengan anak yang lebih tua, seperti:
- Menolak untuk makan
- Kemampuan menelan buruk
- Muntah dan kadang-kadang ada diare
- Tonus otot lemah, pergerakan melemah dan kekuatan menangis melemah
- Hypothermia/demam, joundice, iritabel, mengantuk, kejang-kejang, RR yang tidak teratur/apnoe, sianosis dan kehilangan BB.
- Ketegangan , fontanel menonjol mungkin ada atau tidak
- Leher fleksibel
- Kolaps kardiovaskuler, kejang-kejang dan apnoe terjadi bila tidak diobati/ditangani
KOMPLIKASI
Dapat dikurangi dikurangi dengan diagnosis yang awal dan pemberian terapi antimikrobial dengan cepat. Bila infeksi meluas ke ventrikel, pus yang banyak (kental), adanya penekatan pada bagian yang sempit
- obstruksi cairan cerebrospinal
- hydrocephalus
Perubahan yang dekstruktif ada pada kortex serebral dan adanya abses otak infeksi langsung. Atau melalui penyebaran pembuluh darah. Ketulian, kebutaan, kelemahan/paralysis dari otot-otot wajah atau otot-otot yang lain pada kepala dan leher - penyebaran infeksi pada daerah syaraf cranial Komplikasi yang serius biasanya diakibatkan oleh infeksi :
- meningococcal sepsis atau meningococcemia
- Syndrom water haouse-Friderichsen
- Overwhelming septic shock
- DIC
- Perdarahan
- Purpura
- SIADH, subdural effusion, kejang-kejang, edema serebral, herniasi dan hydrocephalus.
Komplikasi post meningitis pada neonatus:
- Ventriculitis (yang menghasilkan kista, daerah yang dibatasi oleh akumulasi cairan dan tekanan pada otak)
- Gangguan yang menetap dan penglihatan, pendengaran dan kelemahan nervus yang lain
- Cerebral palsy, cacat mental, gangguan belajar, penurunan perhatian, gangguan hiperaktivitas dan adanya kejang.
- Hemiparesis dan quadriparesis - arthritis/thrombosis
EVALUASI DIAGNOSTIK
LUMBAL PUNGSI
- Cairannya diukur dan diambil sample untuk mendapatkan culture, gram stain, jumlah sel darah merah dan untuk mengetahui adanya glukosa dan protein
- Culture dan stain - mengidentifikasi organisme penyebab
- Jumlah sel darah merah meningkat
- Glukosa menurun
- Konsentrasi protein meningkat
- Culture darah
- Culture hidung dan tenggorokan
TERAPEUTIC MANAGEMENT
- Isolation precautions
- Pemberian terapi antimikroba
- Mempertahankan hidrasi yang optimum
- Mempertahankan ventilasi
- Mengurangi peningkatan TIK
- Management dari shock
- Mengontrol kejang
- Mengontrol temperatur pada ekstrimitas
- Koreksi anemia
- Perawatan dari komplikasi
No comments:
Post a Comment